Analisa Koin

Apa itu Chainlink – Panduan Lengkap Bagi Pemula

Chainlink (LINK) adalah sebuah middleware blockchain yang berfungsi sebagai penghubung antara teknologi blockchain dan non-blockchain¸misalnya menghubungkan antara smart contract dengan data feed, rekening bank tradisional, dan web API.

Sementara LINK adalah token ERC20 yang digunakan untuk membayar Chainlink Node Operator ketika melakukan transaksi berupa pengambilan atau memberikan data dari off-chain ke blockchain.

Chainlink sebagai Solusi Permasalahan Blockchain

Chainlink hadir sebagai solusi dari 3 permasalahan utama yang dihadapi oleh teknologi blockchain saat ini yaitu:

1. Konektivitas

Teknologi blockchain dengan konsep desentralisasi menghadapi masalah terutama dalam konektivitas dengan teknologi lain yang berada di luar blockchain. Koneksi yang dilakukan secara langsung dengan teknologi lain akan mengorbankan konsep desentralisasi tadi.

2. Skalabilitas

Sistem desentralisasi dalam teknologi blockchain juga menghadapi masalah dalam segi skalabilitas. Peningkatan jumlah pengguna dan transaksi yang dilakukan membuat kecepatan transaksi menjadi berkurang. Hal ini telah coba diatasi dengan penerapan protokol seperti Ripple dan Cordel.  Namun, penerapan kedua protokol tersebut berpotensi untuk mengorbankan sistem desentralisasi yang menjadi inti dari blockchain untuk penambahan kecepatan transaksi setiap detiknya.

3. Privasi

Teknologi blockchain pada dasarnya merupakan teknologi open source yang terbuka untuk publik. Hal ini merupakan sebuah kekhawatiran tersendiri bagi pelaku bisnis yang ingin menggunakan blockchain publik. Mengapa? Karena para pelaku bisnis ini memiliki banyak data-data yang bersifat sensitif dan tidak boleh diketahui oleh orang lain terutama oleh kompetitor.

Ketiga masalah utama tersebut merupakan hambatan besar dalam aplikasi teknologi ini di dalam kehidupan manusia secara menyeluruh. Disinilah Chainklink hadir sebagai solusi yang memiliki potensi besar untuk menyelesaikan semua masalah tersebut.

Cara Kerja Chainlink

Chainlink bukanlah sebuah blockchain. Chainlink adalah jembatan penghubung bagi blokchain. Chainlik tidak mendapatkan keuntungan dari proses mining, tapi mendapatkan keuntungan dari semua blockchain yang menggunakannya.

Cara kerja chainlink bisa digambarkan seperti ini.  Chainlink akan menghubungkan smart contract dengan input off-chain berupa data. Data yang masuk ke dalam smart contract ini akan dipergunakan untuk mengeluarkan output off-chain berupa pembayaran, transfer data, dan transfer kepemilikan. Data input off-chain yang masuk menandakan bahwa syarat yang dibuat pada pembuatan kontrak telah terpenuhi dan bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.

Secara umum, chainlink serupa dengan platform seperti App Store dan Google Play Store. App Store merupakan sebuah middleware. App Store menyediakan layanan bagi berbagai pihak untuk menjual aplikasi mereka di dalam App Store itu sendiri. Keuntungan yang didapatkan oleh App Store berasal dari semua applikasi yang terdaftar di dalamnya.

Untuk chainlink sendiri, keuntungan yang didapatkan tidak dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk token bernama LINK. Para pengguna yang ingin membeli data melalui chainlink harus menggunakan token LINK sebagai pembayaran. Nilai token LINK sendiri akan sangat bergantung pada pasar pertukaran seperti Binances dan Exchange.

Fitur dari Chainlink

Chainlink dilengkapi dengan berbagai fitur yang membuatnya menjadi platform yang populer di pasar cryptocurrency. Salah satunya adalah konsep modular yang dipergunakan, dimana setiap item dibuat dibuat secara terpisah dan dapat diperbaharui.  Chainlink juga menggunakan adaptor eksternal yang dapat dipergunakan oleh siapa saja dan memungkinkan chainlink untuk terhubung dengan berbagai platform smart contract yang ada

Dari semua fitur yang dimiliki chainlink, fitur yang menunjang kepercayaan pengguna menjadi fitur yang paling penting.  Perlu dipahami bahwa API merupakan sistem terpusat yang paling banyak dipergunakan saat ini. Media atau penghubung antara jaringan off-chain (API) dan on-chain menjadi titik rawan keamanan yang harus diwaspadai. Untuk mengantisipasi hal tersebut dan memastikan jaringan chainlink tetap aman, pihak pengembang chainlink menggunakan beberapa fitur berupa:

1. Level desentralisasi

Pengembang smart contract yang ingin menggunakan jaringan chainlink harus terlebih dahulu memilih jumlah node yang ingin dipergunakan. Penggunaan satu node data untuk smart contract tidak membutuhkan biaya yang besar, namun resiko keamanannya jauh lebih besar. Semakin banyak jumlah node yang dipergunakan maka akan semakin tinggi tingkat keamanan yang diterapkan.

2. Sumber distribusi

Untuk lebih meningkatkan tingkat keamanan, nodes yang ada dalam jaringan dapat mengambil data dari berbagai sumber misalnya dari Yahoo Finance dan Bloomberg.

3. Distribusi oracle

Aspek ini berfokus pada penggunaan beberapa node untuk satu kontrak. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara, mulai dari penggunaan beberapa node untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan beberapa node untuk mendapatkan data dari beberapa sumber sekaligus.

4. Aggregasi

Pihak pengembang smart contract juga dapat memilih metode aggregasi dalam pengumpulan data oleh node. Metode yang dapat dipilih adalah pengambilan data secara rata-rata dari berbagai sumber, lebih berfokus pada data yang berasal dari sumber-sumber tertentu, atau tidak menggunakan data dari sumber yang kurang terpercaya.

5. Pembayaran penalti

Pihak pengembang smart contract dapat menentukan besarnya jaminan yang dipertaruhkan untuk memastikan bahwa node yang dipergunakan mampu mengumpulkan data sesuai dengan kontrak yang ada. Jaminan ini menjadi bentuk asuransi jaminan untuk kontrak tersebut apabila dalam prosesnya terjadi kekeliruan dalam pengumpulan data atau data yang dimasukkan tidak konsisten dengan data dari node lain yang juga bekerja pada kontrak yang sama.

6. Reputasi

Salah satu cara untuk meningkatkan faktor keamanan dan kepercayaan dari chainlink adalah dengan membuat sebuah sistem penilaian yang memberikan nilai pada node berdasarkan banyak aspek seperti jumlah tugas yang telah diselesaikan, jumlah total permintaan tugas, waktu respon rata-rata dan total pembayaran penalty. Node dengan nilai yang baik akan mendapatkan rating yang tinggi dan begitu juga sebaliknya.

7. Sertifikat pelayanan

Keberadaan sertifikat pelayanan yang diberikan oleh pihak ketiga kepada penyedia oracle yang benar-benar terpercaya akan menjadi salah satu bukti bahwa penyedia tersebut mampu menjaga keamanan sistem mereka.

Sistem Keamanan Off-Chain dari Chainlink

Selain melengkapi jaringan mereka dengan berbagai fitur yang dapat meningkatkan keamanan dan kepercayaan dari para pengguna, pihak chainlink juga menambahkan sistem keamaman off-chain.

Sistem ini dimulai dengan cara melihat smart contract yang ada dalam lingkungan on-chain dan kemudian memindahkannya ke luar (off-chain) ke dalam lingkungan pribadi yang aman dan terpercaya (TEE). Di dalam TEE, integritas data akan terjamin sepenuhnya dari pihak lain. Untuk memungkinkan terciptanya TEE, dipergunakan hardware terpercaya seperti Intel SGX.

Dengan begini, beban kerja dari platform smart contract akan berkurang drastis dan memungkinkan jaringan tersebut untuk berfokus pada hal lain.

Semua hal ini menjadikan chainlink semakin populer. Kehadiran chainlink bukan hanya mampu memecahkan masalah yang dihadapi teknologi blockchain yang terdesentralisasi, namun juga memiliki potensi untuk merevolusi dunia smart contract secara keseluruhan. Tidak heran bila LINK sendiri saat ini berada dalam jajaran 20 besar pasar cryptocurrency, terlepas dari usianya yang masih sangat muda sejak diluncurkan di tahun 2017.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button