Panduan Pemula

Apa itu Proof of Stake Blockchain

mengapa generasi cryptocurrency terbaru lebih memilih untuk mengadopsi jenis konsensus Proof of Stake? bahkan Ethereum juga tengah mempersiapkan diri untuk bermigrasi dari konsensus Proof of Work (PoW) ke PoS.

Apa itu PoS Blockchain?

Proof of Stake (PoS) adalah sebuah algoritma konsensus yang dipergunakan untuk mem-validasi blok. Metode konsensus ini menggantikan proses pertambangan pada PoW dengan kepemilikan token. Para pemegang token tidak perlu melakukan perhitungan matematika yang kompleks, cukup dengan mempertaruhkan (staking) token milik mereka di lokasi tertentu. Semakin besar token yang dipertaruhkan dalam proses staking, maka akan semakin besar kemungkinan pemilik token untuk mendapatkan hadiah baik dalam bentuk biaya transaksi ataupun hadiah berupa blok dalam jaringan blockchain tersebut.

Pemilihan validator  yang berhak untuk melakukan validasi dan menciptakan blok dilakukan secara acak. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua pemilik token untuk berpartisipasi dalam proses konsensus. Dengan demikian, tidak akan terjadi monopoli atau penguasaan pasar oleh mereka yang memiliki token dalam jumlah besar.

Secara umum, mekanisme PoS menawarkan beberapa keuntungan, yaitu:

1. Hemat energi

Pemilihan pihak yang berhak melakukan validasi sebuah blok baru dilakukan secara acak dan tidak membutuhkan daya komputasi yang besar seperti pada PoW. Hal ini tentu saja akan sangat menghemat energi dan biaya pembayaran listrik yang harus dikeluarkan.

2. Jaringan yang lebih aman

Untuk bisa melakukan penyerangan ataupun menambahkan malicious blok ke dalam jaringan yang ada, dibutuhkan lebih dari 51% dari total token yang tersedia di jaringan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli lebih dari 51% token yang ada akan jauh lebih besar dari keuntungan yang didapatkan. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat jaringan tersebut menjadi lebih aman.

Perbedaan PoS dan PoW

PoS hadir sebagai alternative PoW. Pada dasarnya, keduanya menawarkan tujuan yang sama yaitu untuk memvalidasi sebuah blok baru, dengan perbedaan utama terletak pada metode yang dipergunakan.

Perbedaan PoS dan PoW itu sendiri berada pada beberapa aspek yaitu:

1. Pihak yang berhak melakukan validasi blok

Dalam PoW, pihak yang berhak menambahkan blok ke dalam jaringan adalah para penambang yang telah berhasil memecahkan puzzle matematika yang ada dengan menggunakan bantuan tenaga komputer.

Dalam PoS, tidak ada yang namanya persaingan. Siapa saja yang memiliki token berhak mengikuti proses konsensus. Sistem yang ada akan memilih secara acak pihak yang berhak untuk melakukan validasi blok.

2. Penambahan malicious blok

Penggunaan protokol konsensus PoS dan PoW diterapkan bukan hanya untuk menentukan siapa yang berhak menambahkan blok baru dalam jaringan, namun juga untuk mencegah masuknya malicious blok ke dalamnya.

Dalam PoS, penambahan malicious blok hanya dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki daya komputer yang lebih besar dan kuat dari yang dimiliki oleh 51% jaringan yang ada.

Dalam PoW, penambahan malicious blok hanya dapat dilakukan oleh pihak yang memiliki 51% dari total cryptocurrency yang berada di dalam jaringan.

3. Reward yang diterima

Dalam PoW, penambang yang sukses memecahkan puzzle matematika dan berhak menambahkan blok baru ke dalam jaringan akan menerima hadiah yang umumnya berupa token dari cryptocurrency tersebut.

Dalam PoS, pihak yang terpilih untuk melakukan validasi blok akan mendapatkan hadiah berupa persentase atau bagian dari jumlah keseluruhan biaya transaksi yang telah dilakukan.

Jenis-jenis PoS

Seperti halnya PoW, ada beberapa jenis PoS yang diterapkan dalam dunia cryptocurrency. Secara umum, jenis-jenis PoS yang dapat Anda temukan adalah:

1. Regular Proof of Stake – PoS

Jenis PoS yang satu ini merupakan jenis yang paling umum ditemukan. Pihak yang berhak untuk menambahkan blok baru ke dalam jaringan dipilih secara acak berdasarkan jumlah token yang dimiliki dan bukan berdasarkan besaran daya komputasi yang dimiliki.

2. Delegated Proof of Stake – DPoS

Jenis PoS yang satu ini diperkenalkan oleh Daniel Larimer untuk memecahkan masalah scalling yang dihadapi oleh Bitcoin. Jenis PoS ini serupa dengan proses demokratis dimana 20 perwakilan (umumnya diambil dari jajaran 20 besar) akan diangkat sebagai produsen atau penghasil blok dalam sistem blockhain.

5. Liquid Proof of Stake – LPoS

Jenis PoS yang satu ini cukup berbeda dengan jenis regular PoS. Pembedanya adalah pada LPoS siapa saja bisa menjadi validator. Syarat nya adalah dengan memiliki jumlah koin sesuai dengan minimal persyaratan jaringan. Selain itu jika tidak memiliki koin syang cukup, maka bisa di delegasikan kepada validator lain. Blockchain yang menggunakan sistem ini adalah Tezos dan Ethereum 2.0

4. Masternode Proof of Stake

Masternode diharuskan untuk memiliki jumlah minimum token yang nantinya akan dipertaruhkan (staking).  Jumlah minimum token ini terbilang cukup besar sehingga para masternode memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan node regular lainnya.

6. Zerocoin Staking

Jenis PoS yang satu ini pada dasarnya sama dengan regular PoS. Satu-satunya perbedaannya adalah sifatnya yang anonim, dimana identitas pihak yang melakukan staking tidak disebarluaskan.

Blockchain yang Menggunakan PoS

Sampai saat ini, jumlah cryptocurrency yang menggunakan PoS semakin bertambah, dan beberapa diantaranya adalah:

Tezos

Tezos menggunakan sistem liquid proof of stake dimana semua orang bisa menjadi validator dengan syarat minimum memiliki 8000 koin XTZ.

EOS

EOS menggunakan sistem delegate proof of stake dimana ada 21 validator dari jaringan utama yang dipilih berdasarkan jumlah saldo mereka dan diakumulasikan dengan orang yang memvoting-nya. Ini memang membuat EOS centralized karena keamanan blockchain mereka hanya di kontrol oleh 21 orang.

TRON

Sama seperti EOS, Tron juga menggunakan sistem delegate proof of stake tetapi jumlah validator-nya adalah 27 orang. TRON juga centralized seperti EOS.

COSMOS

COSMOS adalah blockhain yang baru merilis mainnet mereka. BLockhain ini menggunakan proof of stake diamana ada 100 validator utama yang di pilih berdasarkan jumlah saldo mereka.

DASH

DASH atau digital cash merupakan salah satu cryptocurrency yang cukup populer. Mata uang kripto ini dibangun dengan menggunakan prinsip dasar yang sama dengan Bitcoin, dengan tambahan fitur keamanan dan fitur transaksi cepat seperti Private Send dan Instant Send. DASH menggunakan jenis PoS Masternode. Untuk menjadi Masternode dibutuhkan nilai minimum sebesar 1000 unit DASH

STRAT

STRAT merupakan sebuah token native yang berjalan di platform milik mereka sendiri yaitu platform Stratis dan proses staking dapat dilakukan di dompet Stratis

QTUM

QTUM merupakan sebuah open source blockchain sekaligus cryptocurrency yang dikembangkan oleh Yayasan QTUM. QTUM memiliki kemampuan untuk menjalankan smart contract pada beberapa mesin virtual pada saat yang bersamaan dengan menggunakan metode PoS. QTUM ini sendiri merupakan gabungan dari Bitcoin dan Ethereum, yang berupaya untuk menggabungkan semua kelebihan dari 2 mata uang kripto menjadi sebuah mata uang yang lebih superior. QTUM juga tidak menerapkan batas minimum token untuk dapat berpartisipasi dalam proses staking.

NEO

NEO merupakan mata uang kripto yang dijalankan dalam sistem blockchain milik mereka sendiri yang juga bernama NEO. Salah satu kelebihan NEO adalah NEO tidak mewajibkan Anda untuk terus membuka dompet staking sepanjang waktu, seperti halnya mata uang kripto PoS lainnya.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button